Sabtu, 15 Mei 2010

Meteor Duren Sawit

Duren Sawit, Meteor, Misteri
Atap rumah Subari Marzuki di Jalan Delima IV, Duren Sawit, Jakarta Timur, bobol dihajar "benda" misterius hingga merusakkan seisi rumah. Dua rumah lainnya juga rusak akibat "ledakan" misterius 29 April 2010. (Antara/Liberty)


Jakarta (ANTARA News) - Lain warta media, lain pula kata LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Media melaporkan "benda dari langit", sedangkan LAPAN masih enggan memastikan apa yang meledak dan menghancurkan tiga rumah di Jakarta Timur, Kamis sore kemarin itu.

Tapi warga Jalan Delima VI, Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit, Jakarta Timur, sudah mengambil kesimpulannya sendiri yang berbeda dari klaim media, apalagi dengan analisis ilmuwan LAPAN.

"Saya tidak percaya ini meteor, ini misteri bagi saya," kata Syafni Syam (60) yang tempat tinggalnya hanya dipisahkan tiga rumah ke arah rumah-rumah yang hancur, entah dihantam apa.

Jika itu hasil ledakan kompor gas, atau bahkan bom, Syafni mengaku pasti dia melihat kilatan cahaya.

"Soalnya tidak ada kilatan api, pokoknya meledak saja," cerita pria yang mengaku mobilnya penyok terkena pecahan genteng.

Saat itu, Kamis petang sekitar 16.30 WIB, lewat waktu ashar, pensiunan pegawai swasta itu baru saja selesai mandi dan hendak mengambil wudu untuk menunaikan ashar. Tiba-tiba sebuah gemuruh lebih nyaring daripada guntur di kala hujan, mengejutkannya.

Dia memburu asal suara, dan matanya berhenti di rumah milik Sudarmojo (70). Dia mendekatinya, rumah berlantai dua milik tetangganya itu hancur, mengepulkan asap tebal. Seluruh atapnya ambrol, sementara tembok belakangnya jebol.

"Asapnya seperti asap gunung meletus di televisi," kata Lasiah (70), pemilik satu dari tiga rumah yang hancur oleh gemuruh misterius itu.

Hari itu, kisah pemilik warung kelontong itu, suasana sekitar Gang II di jalan Delima VI itu sepi. "Tidak seperti biasanya," kata perempuan tua asal Kebumen itu sambil menatap atap rumahnya yang sudah hancur.

Tiba-tiba saja terdengar bunyi lengkingan, disusul ledakan beberapa detik setelahnya. Tiba-tiba pula rumah Lasiah berantakan. Lasiah kemudian menyadari rumahnya hancur karena tertimpa puing-puing rumah tetangganya, Sudarmojo.

Meskipun aneh, dan kemudian polisi menyatakan benda langitlah yang menghancurkan tiga rumah di kawasan tinggalnya, Lasiah tidak yakin itu akibat meteor seperti diberitakan luas oleh media.

"Bagi orang pintar iya kali meteor, bagi kami kan nggak," tukasnya sambil tersenyum.

Tririni Puji Hartati (56), pemilik rumah di Jalan Delima, Gang 2 No. 21 yang juga hancur pun ragu itu karena benda langit, tetapi dia sama sekali tidak tahu benda apakah yang menghancurkan rumahnya dan dua rumah milik tetangganya itu.

"Saya tidak tahu, tetapi ada barangnya nggak?" tanyanya menunjuk isu meteor jatuh yang santer dikabarkan media, dan telah merusakkan tiang beton rumahnya serta membuat berantakan perabotan rumahnya.

Dari pengamatan lapangan dan kesaksikan warga, yang mengherankan adalah meskipun sebuah rumah rusak berat, tak ada seorang pun menjadi korban, segores luka pun tidak.

Tririni bahkan kebetulan sedang tak berada di rumah saat peristiwa aneh itu terjadi. Saat itu dia sedang menyambangi rumah anaknya.

Masih diteliti

Apa yang sebenarnya terjadi di Duren Sawit itu? Lebih penting lagi, mengapa dan oleh apa tiga rumah penduduk Jl. Delima VI itu hancur begitu parah?

Kepala Departeman Balistik Puslabfor Polri Kombes Amri Kamil mengatakan, dugaan sementara benda yang menghantam rumah warga berasal dari atas bumi, dalam kondisi panas dan kecepatan tinggi.

"Barang bukti yang diamankan (adalah) debu berbentuk pasir dan benda lainnya yang terkena hantaman benda jatuh itu," kata Amri Kamil kepada ANTARA dalam pembicaraan telepon di Jakarta, Jumat.

Amri juga menyatakan polisi belum memastikan apakah benda itu meteror yang jatuh dari luar angkasa, seperti diberitakan luas media massa, terutama televisi.

"Puslabfor belum bisa memastikan benda dari luar angkasa," ujarnya.

Tampaknya, merujuk pernyataan pendahuluan LAPAN, ada titik temu antara keraguan masyarakat bahwa meteor penyebab ledakan itu, dengan pernyataan hati-hati polisi yang dengan cepat mengundang "ahlinya" (LAPAN) untuk menyelidiki peristiwa aneh bin ajaib tersebut.

LAPAN kemudian menegaskan penyebab ledakan bukan meteor atau benda antariksa seperti banyak disebut orang.

"Kami masih meneliti, isu soal meteor itu kan berasal dari media," kata Kepala Bagian Humas LAPAN, Elly Kuncayowati.

Bersama sejumlah rekannya dari LAPAN, Elly mendatangi area ledakan di Duren Sawit itu Jumat sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Elly mengatakan, jika penyebab kerusakan adalah meteor, maka ledakan itu dianggap sebagai bencana alam. Tetapi jika berasal dari sampah antariksa, maka pemilik benda luar angkasa itu bisa dimintai pertanggungjawabannya.

Sampah antariksa itu bisa berasal dari satelit tua yang sudah tidak terpakai, atau bagian roket yang lepas saat penerbangan ke antariksa, atau buangan dari stasiun ruang angkasa yang tentu saja hanya dimiliki segelintir negara.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Random Post