Jumat, 14 Mei 2010

Kisah Teroris di Tempat Setrum Aki


foto 
Densus 88 mengevakuasi barang bukti yang berhasil diamankan dari penggerebekan teroris di Baki, Sukoharjo, Kamis (13/5). Tiga orang tersangka teroris beserta barang bukti senapan M-16, revolver, ratusan peluru berbagai kaliber, CD, buku hingga rompi serbu berhasil diamankan. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
TEMPO Interaktif, Sukoharjo - Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian menangkap dua orang dari sebuah tempat setrum aki di Kelurahan Baki Pandeyan, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Satu orang ditangkap dalam penggerebekan kemarin pagi, dan seorang lagi ditangkap malam sebelumnya.

Penggerebekan kemarin pagi berlangsung sekitar 15 menit tanpa aksi penembakan. Di dalam bengkel, polisi menemukan sebuah senjata M-16, satu revolver, ratusan peluru, dan rompi antipeluru. Barang bukti itu dikeluarkan menggunakan satu ransel besar dan kardus.

“Tadi saya diberi tahu oleh petugas mengenai penangkapan tersebut,” kata Lurah Baki Pandeyan, Parjiyo. Dia mengatakan bangunan itu berdiri tanpa izin.

Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Suharyono tak banyak berkomentar. “Informasi seperti itu langsung ke Mabes Polri.” Dia telah memantau daerah itu sejak beberapa hari yang lalu.

Ketua RT 03 RW 06 Baki Pandeyan, Sartono, mengakui beberapa tersangka teroris pernah tinggal di desa sekitar tempat setrum aki itu beberapa tahun yang lalu, misalnya Imam Samudra, Amrozi, Ali Ghufron, dan Dulmatin. “Kebanyakan mengontrak di Desa Manang dan Sanggrahan,” kata dia.

Bangunan yang digerebek itu milik Hari Wibowo, warga Grogol, Sukoharjo, dan dikontrak oleh Erwin Suratman, warga Semanggi, Surakarta. Harga kontrak Rp 4 juta per tahun. “Setahu saya, memang akan digunakan sebagai bengkel aki,” kata Hari.

Ditemui di kediamannya, orang tua Erwin masih tampak shocked. “Saya belum tahu nasib Erwin,” kata ibu Erwin, Ny Semin.

Sejak lulus SMA setahun yang lalu, kata dia, Erwin membantu orang tuanya mencari barang bekas. Menurut dia, Erwin bukan pemilik bengkel itu. “Dia hanya sebagai karyawan,” kata Ny Semin, yang mengaku tak tahu siapa pemilik bengkel itu.

Detasemen Khusus 88 membawa kedua orang yang ditangkap itu bersama seorang lainnya ke Jakarta melalui Bandara Adi Soemarmo, Solo. Pesawat carteran jenis Fokker 28 yang membawa kedua tersangka berangkat pada pukul 10.46 WIB. “Semua menggunakan penutup muka,” kata Airport Duty Manager Bandara Adi Soemarmo, Sugeng Budiyanto.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

Random Post